Gagalnya Kolaborasi Governance (Studi Kasus Penolakan Masyarakat Adat Poco Leok terhadap Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Kabupaten Manggarai Flores NTT)

Gonzagius Guo Rande, Florentino (2024) Gagalnya Kolaborasi Governance (Studi Kasus Penolakan Masyarakat Adat Poco Leok terhadap Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Kabupaten Manggarai Flores NTT). Masters (S2) thesis, Wijaya Kusuma University.

[img] Text
COVER PDF-1_merged-1.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB 1 PDF.pdf

Download (165kB)
[img] Text
BAB II PDF.pdf

Download (202kB)
[img] Text
BAB III PDF.pdf

Download (557kB)
[img] Text
BAB IV PDF.pdf

Download (549kB)
[img] Text
BAB V PDF.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB VI PDF.pdf

Download (167kB)
[img] Text
BAB VII PDF.pdf

Download (93kB)
[img] Text
Tesis Fiks Inno Randde kelar JADI (1)-1_removed.pdf

Download (199kB)
[img] Text
HASIL TESIS INNO 2839.pdf

Download (21MB)
Official URL: https://uwks.ac.id

Abstract

Rande, Florentino Gonzagius Guo. 2024. Gagalnya Kolaborasi Governance: Studi Kasus Penolakan Masyarakat Adat Poco Leok terhadap Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Kabupaten Manggarai Flores NTT. Tesis pada Program Studi Magister Ilmu Politik Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Pembimbing Utama: Dr. Frederik Fernandez, Drs., M.Pd. dan Pembimbing Pendamping: Dr. Mangihut Siregar, Drs., M.Si. Kata kunci : kolaborasi, governance, masyarakat adat, Poco Leok, panas bumi Pulau Flores mempunyai sumber daya yang tinggi dengan cadangan 402,5 megawatt (MW) dan potensi panas bumi sekitar 1.000 megawatt (MW),. Tersebar di 16 titik, kawasan Poco Leok di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), punya potensi cukup besar. Pulau Flores ditetapkan sebagai pulau panas bumi atau “Pulau Panas Bumi Flores” berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2268 K/30/MEM/2017. Tidak diragukan lagi bahwasannya pemerintah dan perusahaan- perusahaan membahayakan keselamatan masyarakat dengan mencoba menghancurkan lebih dari 300 buah bor panas bumi di seluruh Indonesia, dimana lebih dari 20 diantaranya berlokasi di Pulau Flores. Ekstraksi panas bumi skala besar diharapkan bisa memenuhi kebutuhan energi listrik industri. Collaborative Governance menurut The William and Flora Hawlett Foundation mempunyai 2 (dua) konsep inti yang terdiri dariCollaborative / Kolaborasi: Rekan kerja harus berkolaborasi lintas batas dalam interaksi multi-sektor untuk meraih tujuan bersama. Landasan interaksi kolaboratif ialah saling menghormati. Mengelola prosedur yang memengaruhi pilihan dan perilaku di bidang publik, swasta, dan sosial dikenal sebagai tata kelola. Kesimpulan yang bisa diambil dari penelitian ini ialah banyak masyarakat yang menolak pembangunan proyek geothermal dengan tuntutan pemerintah segera mencabut SK penetaman Flores sebagai pulau panas bumi dan juga untuk masyararakat yang menerima dengan syarat ialah pembangunan ataupun pelebaran jalan di wilaya Poco Leok. Terjadinya resistensi dari kebijakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Poco Leok disebabkan gagalnya proses kolaborasi governansi di antara stake holders yang terlibat.

Item Type: Thesis (Masters (S2))
Uncontrolled Keywords: kolaborasi, governance, masyarakat adat, Poco Leok, panas bumi
Subjects: J Political Science > JA Political science (General)
Divisions: Faculty of Social and Political Sciences
Depositing User: 50 Endah Sugiartiningsih UWKS
Date Deposited: 04 Jul 2024 02:34
Last Modified: 04 Jul 2024 02:34
URI: http://erepository.uwks.ac.id/id/eprint/18260

Actions (login required)

View Item View Item

Downloads

Downloads per month over past year