Fitriani, . (2020) Studi literatur potensi antifungi dan antibiofilm oleh beberapa jenis madu. Bachelor (S1) thesis, Wijaya Kusuma Surabaya University.
Text
ABSTRAK.pdf Download (299kB) |
|
Text
LAPORAN CEK KEASLIAN.pdf Download (53kB) |
Abstract
Candida albicans telah menjadi salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di antara individu yang mengalami gangguan kekebalan di seluruh dunia. Munculnya Candida albicans yang resisten memiliki dampak besar pada kesehatan masyarakat. Maka perlu pengembangan pengobatan alternatif dari bahan alam yang memiliki aktivitas antifungi dan sekaligus antibiofilm., salah satunya adalah madu. Tujuan penelitian untuk mengetahui beberapa jenis madu yang memiliki potensi sebagai antifungi dan antibiofilm. Desain penelitian menggunakan metode literature review. Studi literature menggunakan situs Science direct dan google scholar untuk kemudian dilakukan screening untuk mengevaluasi kesesuaian pokok bahasan yang akan digunakan. Dari 6522 karya yang ditemukan pada penelusuran didapatkan 15 jurnal utama yang akan dilakukan proses sintesis pada pembahasan. Berbagai jenis madu yang didapatkan diantaranya Trigona spp, Apis dorsata, Apis melifera, Agastache 40%, Manuka 80%, Teai Tree 80%, Jelly Bush 20-80%, super manuka 20-80%, Jarrah 20-80%, Malaysian tualang, Multifora, Thymus, Alfalfa, Citrus, Ziziphus, Astragalus, Chamaemelum, Tualang, Kelulut, Acacia, Chestnut, Eucalyptus, Orange flower, Rosemary, Heather, Manuka, Algeria 10%, dan Jujube merupakan madu dengan aktivitas sebagai antifungi. Madu lainnya yang menunjukkan aktivitas antibiofilm yaitu Sahara 10%, Medihoney, Manuka-kanuka, Clover, Manuka 75%, Portuguese heather, propolis 2,5-10%, dan Jujube. Mekanisme antifungi dan antibiofilm yaitu dengan merusak struktural sel dalam proses replikasi sehingga menyebabkan angka proliferasi menurun dan menghambat aktivitas pompa efflux sehingga mengakumulasi bahan aktif. Madu juga dapat menghambat enzim matix metalloproteinase (MMP) sehingga mencegah jamur melekat pada inangnya. Madu dapat menimbulkan fragmentasi materi genetik jamur akibat akumulasi reactive oxygen species (ROS), mengacaukan keseimbangan ion, dan mencegah dimorfisme jamur. Madu memiliki efektivitas sebagai antifungi dan antibakteri serta antibiofilm. Kandungan madu berupa bahan aktif bergantung pada keanekaragaman hayati sumber nektar, letak geologis dan cuaca. Kata Kunci: Antifungi, antibiofilm, madu
Item Type: | Thesis (Bachelor (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Antifungi, antibiofilm, madu |
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Faculty of Medicine > Medicine Study Program |
Depositing User: | fitri ani |
Date Deposited: | 06 Oct 2020 05:43 |
Last Modified: | 06 Oct 2020 05:43 |
URI: | http://erepository.uwks.ac.id/id/eprint/7474 |
Actions (login required)
View Item |
Downloads
Downloads per month over past year