Aulia, Rahilda (2025) Tradisi jamasan pada bulan Suro oleh Paguyuban Pelestari Tosan Aji Dan Pusaka "РАТАКА" di Kota Surabaya. [Tugas Akhir/Skripsi] (Unpublished)
![]() |
Text
ABSTRAK.pdf Download (1MB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Restricted to Repository staff only Download (460kB) | Request a copy |
![]() |
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (424kB) | Request a copy |
![]() |
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (658kB) | Request a copy |
![]() |
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (387kB) | Request a copy |
![]() |
Text
BAB V.pdf Restricted to Repository staff only Download (220kB) | Request a copy |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Repository staff only Download (238kB) | Request a copy |
![]() |
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
![]() |
Text
RAHILDA AULIA PLAGIASI 1.pdf Restricted to Repository staff only Download (98kB) | Request a copy |
![]() |
Text
RAHILDA AULIA PLAGIASI 2.pdf Restricted to Repository staff only Download (203kB) | Request a copy |
Abstract
Tradisi jamasan merupakan salah satu warisan budaya Jawa yang hingga kini masih dilestarikan, salah satunya oleh anggota Paguyuban Pelestari Tosan Aji dan Pusaka (PATAKA) di Kota Surabaya. Tradisi ini tidak hanya dipandang sebagai aktivitas perawatan keris, tetapi juga mencerminkan nilai simbolis, spiritual, sekaligus kultural. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan tradisi jamasan serta memahami makna dari tradisi jamasan bagi anggota paguyuban pelestari tosan aji dan pusaka di Kota Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi langsung, serta dokumentasi, sehingga menghasilkan gambaran yang komprehensif terkait proses jamasan sekaligus pemaknaan jamasan yang hidup dalam paguyuban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosesi jamasan dilakukan melalui tahap persiapan dan pelaksanaan yang meliputi: penentuan waktu dan lokasi, pemilihan keris, beragam bahan prosesi, orang yang menjamas hingga pakaian untuk jamasan, doa pembuka, membuka keris dari warangka, pengolesan menggunakan jeruk nipis, keris disikat menggunakan sabun, keris dicuci menggunakan kembang setaman, pengeringan, pengolesan baby oil, pengelapan menggunakan tisu, pengasapan dengan dupa, hingga ditutup dengan doa penutup. Tradisi ini dimaknai mencakup tiga dimensi pokok, yaitu yang pertama menjaga energi keris dimaknai sebagai upaya menetralkan pengaruh energi negatif melalui rangkaian ritual yang disertai doa serta niat tulus dari pemiliknya, sehingga dipercaya mampu mengembalikan kesucian keris sekaligus memulihkan kekuatan spiritual yang melekat pada keris. Kedua menyelaraskan batin antara pemilik dengan kerisnya dimaknai untuk menjadi sarana memperkuat ikatan emosional sekaligus spiritual antara pemilik dengan keris, sehingga menciptakan suasana harmonis yang diyakini mampu menyalurkan energi positif. Ketiga menghormati warisan dimaknai sebagai untuk memperkokoh ikatan dengan sejarah serta kebudayaan yang diwariskan turun-temurun, jamasan ini menjadi wujud nyata keterhubungan antara anggota paguyuban dengan masa lalu.
Item Type: | Tugas Akhir/Skripsi |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Jamasan, Suro, Paguyuban |
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform |
Divisions: | Faculty of Social and Political Sciences > Sociology Study Program |
Depositing User: | Rahilda Aulia |
Date Deposited: | 08 Sep 2025 04:43 |
Last Modified: | 08 Sep 2025 04:43 |
URI: | http://erepository.uwks.ac.id/id/eprint/20799 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
Downloads
Downloads per month over past year