wijaya, indra (2024) STUDI KASUS: DISTOKIA PADA SAPI POTONG DI DESA SUMBERWRINGIN KECAMATAN SUMBERWRINGIN KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2024. [Tugas Akhir/Skripsi] (Unpublished)
![]() |
Text
ABSTRAK.pdf Download (712kB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Restricted to Repository staff only Download (43kB) |
![]() |
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (59kB) |
![]() |
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (35kB) |
![]() |
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (131kB) |
![]() |
Text
BAB V.pdf Restricted to Repository staff only Download (33kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Repository staff only Download (41kB) |
![]() |
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (270kB) |
![]() |
Text
LAPORAN CEK PLAGIASI 2.pdf Restricted to Repository staff only Download (522kB) |
Abstract
Usaha peternakan yang berpotensi untuk masyarakat salah satunya yaitu peternakan sapi potong yang dapat memanfaatkan smber daya alam dan teknologi reproduksi, inseminasi buatan merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam dunia peternakan dan kesehatan hewan untuk memperbaiki mutu genentik dari sapi yang dimiliki oleh peternak. Teknik pemeriksaan kebuntingan yang umum dilakukan di Indonesia adalah menggunakan metode palpasi rektal. Palpasi rektal dilakukan dengan tujuan mengetahui adanya fetus yang terdapat didalam uterus dan untuk mengetahui perkiraan kelahiran dari fetus tersebut, peternak sering menggunakan semen beku dari ras sapi yang memiliki ukuran lebih besar dari sapi yang akan di lakukan IB sehingga sering ditemui oleh peternak kesulitan kelahiran pada anak sapi yaitu Distokia. Fetus yang sulit keluar pada saat kelahiran harus dibantu oleh Dokter Hewan atau paramedik veteriner guna menyelamatkan induk dan anak sapi. Distokia merupakan salah satu masalah reproduksi yang sering dialami oleh sapi potong di Kecamatan Sumberwingin, Kabupaten Bondowoso. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyebab utama distokia, prosedur penanganannya, serta dampaknya terhadap produktivitas peternakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor utama penyebab distokia di wilayah ini meliputi ukuran janin yang terlalu besar, posisi janin yang tidak normal, serta kelemahan kontraksi uterus pada induk. Faktor genetik dan manajemen pakan yang kurang optimal juga berperan signifikan. Sebagian besar kasus terjadi pada sapi potong hasil persilangan, yang memiliki kecenderungan melahirkan anak dengan ukuran lebih besar dibanding sapi lokal. Penanganan distokia di lapangan dilakukan melalui manipulasi manual posisi janin, pemberian hormon oksitosin, dan pada kasus berat, dilakukan tindakan operasi seperti sesar. Upaya pencegahan meliputi seleksi pejantan untuk inseminasi buatan, pengelolaan nutrisi induk yang lebih baik selama kebuntingan, serta pengawasan intensif saat mendekati waktu kelahiran. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pentingnya edukasi dan pendampingan bagi peternak dalam manajemen reproduksi sapi potong. Langkah ini tidak hanya mengurangi angka kejadian distokia tetapi juga meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan peternakan di Kabupaten Bondowoso.
Item Type: | Tugas Akhir/Skripsi |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | kata kunci:sapi, distokia, sumberwringin |
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) S Agriculture > SF Animal culture |
Divisions: | Faculty of Vetenary Medicine > Animal Health and Veteriner Public Health Study Program |
Depositing User: | 80 RBC FKH uwks |
Date Deposited: | 23 Jun 2025 05:13 |
Last Modified: | 23 Jun 2025 05:13 |
URI: | http://erepository.uwks.ac.id/id/eprint/20338 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
Downloads
Downloads per month over past year