Kedudukan Odontologi Forensik dalam Pembuktian Tindak Pidana Pembunuhan

Budiman, Cahya Dwi Budiman (2024) Kedudukan Odontologi Forensik dalam Pembuktian Tindak Pidana Pembunuhan. Bachelor (S1) thesis, Wijaya Kusuma Surabaya University.

[img] Text
abstak dll.pdf

Download (641kB)
[img] Text
bab 1.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (345kB) | Request a copy
[img] Text
bab 2.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (486kB) | Request a copy
[img] Text
bab 3.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (255kB) | Request a copy
[img] Text
bab 4..pdf
Restricted to Repository staff only

Download (165kB) | Request a copy
[img] Text
daftar pustaka.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (223kB) | Request a copy
[img] Text
JURNAL_CAHYA.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (413kB) | Request a copy
[img] Text
28 persen_GABUNGAN SEMUANYA HALAMAN.docx.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (12MB) | Request a copy
[img] Text
plagiasi persen.pdf

Download (34kB)
Official URL: https://uwks ac.id

Abstract

Dalam terjadinya suatu tindak pidana dibutuhkanlah sebuah pembuktian. Pada perkara pidana, pembuktian bertujuan untuk mencari kebenaran materiil yaitu kebenaran yang sesungguhnya. Pada kasus tindak pidana pembunuhan penentuan identifikasi identitas korban sama seperti halnya penentuan identitas tersangka pelaku kejahatan yang merupakan bagian terpenting dalam penyidikan. Membuat ilmu odontologi forensik dinilai sangat dibutuhkan sebagai rekomendasi untuk memberikan peran yang signifikan dalam proses keberlanjutannya. Maka dalam persoalan ini dibutuhkan pembahasan dengan tujuan sekaligus mencari tahu dan memahami bagaimana kedudukan odontologi forensik dalam pembuktian tindak pidana pembunuhan. Metode penelitian yang digunakan penelitian hukum normatif yang merupakanpenelitin kepustakaan, yaitu penelitian terhadap peraturan perundang- undangan dan literatur yang berkaitan dengan materi yang dibahas. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan Dokter odontologi forensik pada mekanismenya dalam proses pembuktian meiliki 2 kedudukan sebagai alat bukti yaitu sebagai alat bukti keterangan ahli sebagaimana dengan merujuk pada Pasal 1 angka 28 KUHAPidana dan sebagai alat bukti surat yang merujuk pada visum et repertum. Kedua penerapan odontologi forensik dalam pemeriksaan identitas korban tindak pidana pembunuhan merujuk pada urgensi dari penyidik apabila memerlukan visum et repertum dari dokter gigi mengenai perlukaan di daerah rongga mulut pada korban kekerasan, pada korban dengan bekas gigitan, atau pada proses identifikasi ditemukannya mayat tanpa identitas. Hal ini dapat juga ditulis dengan judul surat keterangan hasil pemeriksaan kedokteran gigi forensik yang kedudukannya setara dengan visum et repertum tetapi tidak dengan judul visum et repertum, karena pada kasus yang ditangani oleh dokter odontologi forensik tergolong dalam pemeriksaan luar saja, sedangkan pada kasus pembunuhan visum et repertum tetap menjadi kewenangan dokter forensik untuk kemudian dilakukannya pemeriksaan lanjutan berupa autopsi.

Item Type: Thesis (Bachelor (S1))
Uncontrolled Keywords: forensic odontology, expert witness, visum et repertum.
Subjects: K Law > K Law (General)
Depositing User: 30 Cahya Dwi Budiman Uwks
Date Deposited: 02 Oct 2024 07:37
Last Modified: 02 Oct 2024 07:37
URI: http://erepository.uwks.ac.id/id/eprint/19203

Actions (login required)

View Item View Item

Downloads

Downloads per month over past year