EFIKASI EKSTRAK DAUN KATUK (Sauropus androgynus) SEBAGAI KANDIDAT AGEN ANTIMIKROBIA TERHADAP INFEKSI SISTEMIK METHICILLIN – RESISTANT STAPHYLOCOCCUS AUREUS

Rahayu, Asih (2022) EFIKASI EKSTRAK DAUN KATUK (Sauropus androgynus) SEBAGAI KANDIDAT AGEN ANTIMIKROBIA TERHADAP INFEKSI SISTEMIK METHICILLIN – RESISTANT STAPHYLOCOCCUS AUREUS. Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. (Unpublished)

[img] Text
Asih.pdf

Download (199kB)

Abstract

Tingginya kasus COVID-19 di seluruh dunia berdampak pada chaos-nya sistem pelayanan kesehatan. Hal ini menimbulkan tingginya penyakit non-infeksius dan infeksius yang masuk kategori neglected diseases. Neglected diseases merupakan semua jenis penyakit yang terabaikan, salah satunya adalah staphylococcosis. Staphylococcosis merupakan penyakit infeksius yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus terutama dari golongan resisten, khususnya methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Infeksi MRSA pada manusia dan hewan dapat terjadi secara sistemik dan memicu kerusakan organ visceral yang masif. Indonesia merupakan negara yang kaya akan biodeiversitas baik hewan dan tumbuhan. Banyak jenis tumbuhan kaya antioksidan yang berpotensi juga sebagai kandidat agen antimikrobia. Salah satu tanaman tersebut adalah daun katuk (Sauropus androgynus). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efikasi dari ekstrak daun katuk sebagai kandidat agen antimikrobia yang disebabkan oleh infeksi sistemik MRSA secara in vivo. Penelitian ini dilakukan secara in vivo terhadap isolat MRSA. Sebanyak 25 ekor tikus Sprague Dawley dibagi ke dalam 5 kelompok. Kelompok tersebut adalah K = diinfeksi MRSA tanpa terapi, K+ = diinfeksi MRSA + vancomycin 2µg/mL, P1 = diinfeksi MRSA + 1µg/mL ekstrak daun katuk, P2 = diinfeksi MRSA + 2µg/mL ekstrak daun katuk, dan P4 = diinfeksi MRSA + 4µg/mL ekstrak daun katuk. Tikus diinfeksi dengan suspensi MRSA sebanyak 5×106 CFU yang diinjeksikan secara intravena. Tikus diadaptasikan kembali selama 24 jam dan diterapi sebanyak 2 kali per hari selama 5 hari. Tikus dietanasia pada hari ke 5 dan beberapa organ visceral dikoleksi di antaranya yaitu darah, dan otak. Sampel darah dilakukan pemeriksaan darah rutin dan kultur bakteri. Sampel organ dilakukan uji histopatologi dengan pengecatan hematoksilin dan eosin. Seluruh hasil pemeriksaan ditabulasikan dan dianalisis secara statistik menggunakan SPSS versi 16. Taraf signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95%.

Item Type: Other
Subjects: S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisions: Faculty of Vetenary Medicine > Animal Health and Veteriner Public Health Study Program
Depositing User: Sulimin BP3
Date Deposited: 31 Aug 2022 06:21
Last Modified: 31 Aug 2022 06:21
URI: http://erepository.uwks.ac.id/id/eprint/12167

Actions (login required)

View Item View Item

Downloads

Downloads per month over past year