Jamila, Siti (2024) Carok Dalam Kontestasi Pemilihan Kepala Desa: Studi Kasus Pilkades Bator Kecamatan Klampis Kabupaten Bangkalan 2023. Masters (S2) thesis, Wijaya Kusuma Surabaya Universty.
Text
cover siti lengkap.pdf Download (1MB) |
|
Text
siti bab 2 pdf.pdf Download (132kB) |
|
Text
BAB II (1).pdf Download (313kB) |
|
Text
BAB III (1).pdf Download (101kB) |
|
Text
BAB IV (1).pdf Download (115kB) |
|
Text
BAB V (1).pdf Download (484kB) |
|
Text
BAB VI (1).pdf Download (213kB) |
|
Text
BAB VII (1).pdf Download (120kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA (2).pdf Download (120kB) |
|
Text
NEW TESIS SITI SIAP UJIAN.pdf Download (9MB) |
Abstract
Jamilah, Siti. 2024. Carok dalam Kontestasi Pemilihan Kepala Desa: Studi Kasus Pilkades di Desa Bator Kecamatan Klampis Kabupaten Bangkalan Madura 2023. Tesis Program Studi Magister Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Pembimbing Utama: Dr. Basa Alim Tualeka, Drs., M.Si. Pembimbing Pendamping: Dr. Mangihut Siregar, Drs., M.Si. Kata kunci: carok, pilkades Bator, etno-politik, struktural fungsional Carok sejatinya adalah simbol perlawanan terhadap penindasan dan kesewenang-wenangan terhadap kolonialisme Belanda namun bertransformasi menjadi mekanisme resolusi konflik yang berhubungan dengan harta, tahta dan wanita melalui adu fisik menggunakan senjata clurit. Carok adalah konstruksi budaya etnis Madura yang merujuk pada tradisi perebutan kekuasaan atau konflik antarindividu yang dapat berujung pada pertumpahan darah. Budaya carok dianggap sebagai mekanisme resolusi konflik melalui kekerasan untuk memulihkan dan meningkatkan harga diri. Hal tersebut kemudian terejawantahkan dalam ungkapan umum yang berlaku di etnis Madura yaitu Lebbi Bagus Pote Tollang atembang Pote Mata. (Lebih baik mati, daripada hidup menanggung malu), Lakona daging bisa ejai’, lokana ate tada’ tmbana kajaba ngero’ dara.” (Daging yang terluka masih bisa dijahit, tapi jika hati yang terluka tidak ada obatnya, kecuali minum darah). Di dalam perjalanannya, budaya carok mulai merambah di dalam konteks politik elektoral, Dimana sebagai perebutan kekuasaan menjadi klebun (kepala desa). Posisi klebun yang berkelindan dengan konstalasi status sosial yang tinggi membuat arena pertaruhan harga diri di masyarakat Madura. Penelitian ini secara khusus menganalisa carok yang dilakukan oleh Kades Bulung terhadap simpatisan Calon Kepala Desa di dalam Pilkades Bator 2023. Motif yang telah di telusuri oleh Polres Bangkalan bahwa adanya persaingan politik dalam pilkades. Fenomena ini menunjukkan bahwa carok bertransformasi menjadi instrumen legitimasi kekuasaan ditengah kontestasi dan persaingan politik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan perspektif etno politik strutktural fungsional. Melalui pendekatan ini, fenomena carok di dalam pilkades menunjukkan budaya politik sebagai bagian integral dari struktur sosial yang lebih besar. Dalam konteks carok, ada unsur-unsur struktural dan fungsional di masyarakat Madura yang mendukung atau memungkinkan terjadinya carok yang menyagkut sistem nilai dan norma sosial tertentu yang dapat membentuk dasar dan legitimasi kultural bagi penggunaan kekerasan sebagai bentuk penyelesaian konflik dalam perebutan kekuasaan dan politik.
Item Type: | Thesis (Masters (S2)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | carok, pilkades Bator, etno-politik, struktural fungsional |
Subjects: | J Political Science > JA Political science (General) |
Divisions: | Faculty of Social and Political Sciences > Master in Political science Study Program |
Depositing User: | 50 Endah Sugiartiningsih UWKS |
Date Deposited: | 04 Jul 2024 02:32 |
Last Modified: | 04 Jul 2024 02:32 |
URI: | http://erepository.uwks.ac.id/id/eprint/18328 |
Actions (login required)
View Item |
Downloads
Downloads per month over past year