Arimbi, Muzaijadah Retno (2016) Studi Antibodi Poliklonal Anti-TBC dan Potensinya sebagai Rapid Test Kit Pendeteksi TBC. Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma, 5 (2). pp. 11-17. ISSN 1978-2071
|
Text
JURNAL ARIMBI USUL JAFA.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Kematian akibat penyakit Tuberkulosis (TB) sampai saat ini masih menjadi problem dunia walaupun berbagai metode telah dilakukan guna dapat diperoleh diagnostik yang cepat, dilakukan penangan dengan tepat, sehingga dapat menekan prevalensi TB. Penelitian ini bertujuan untuk membuat Isolasi protein dari serum penderita TBC paru dengan sputum BTA (+), melakukan Isolasi protein dari serum penderita TBC paru dengan sputum BTA (-), serta mengetahui tingkat spesifitas antibodi pada serum penderita TBC paru dengan sputum BTA (+) dan serum penderita TBC paru dengan sputum BTA (- ). Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorik pada hewan coba tikus wistar dengan desain penelitian Control Group Post Test Design, Rancangan penelitian yang digunakan dengan pemberian 3 perlakuan berbeda pada Kelompok tanpa perlakuan sebagai kontrol, Kelompok yang diberi isolat protein dari serum penderita TB Paru dengan sputum BTA (+) sebagai kelompok 1 dan Kelompok yang diberi perlakuan dengan diberi isolat protein dari serum penderita TB Paru dengan sputum BTA (-) sebagai kelompok 2. Dari data yang terkumpul Setelah dilakukan dot blot, dilanjutkan pentabulasian hasil dot blot. Program CorelPhotopaint X4 untuk mendapatkan data rerata derajad ketebalannoda hitam yang diperiksa pada nitrosellulose membrane . Data yang terkumpul diolah dengan menggunakan perangkat lunak ( software) statistik SPSS versi 11.5. Dari hasil uji elektroforesis sampel protein serum penderita TB Paru dengan BTA (+) dan protein dari serum penderita TB Paru dengan BTA (-), didapatkan protein spesifik dengan berat molekul 39 kDa. Dari hasil uji easternbloting protein serum 1 berasal dari penderita TB Paru dengan BTA (+) dan protein serum 2 berasal dari dari serum penderita TB Paru dengan BTA (-), terjadi reaksi positip antara antibodipoliklonal (anti 39 kDa) dengan protein serum penderita TB Paru dengan BTA (+), atau protein dari serum penderita TB Paru dengan BTA (-). Antibodi poliklonal anti TBC pada penelitian nampaknya cukup sensitip sebagai Rapid tes pendeteksi TBC , namun tidak spesifisitas yang dibuktikan dengan hasil perhitungan statistik memiliki significansi > 0,0 5, sehingga Antibodi poliklonal anti TBC pada penelitian ini cukup sensitip, namun tidak spesifik digunakansebagai alat deteksi MTb
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Tuberkulosis, Protein spesifik, Antibodi poliklonal, Uji spesifitas |
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Faculty of Medicine > Medicine Study Program |
Depositing User: | Sulimin BP3 |
Date Deposited: | 23 Jul 2018 04:21 |
Last Modified: | 23 Jul 2018 04:21 |
URI: | http://erepository.uwks.ac.id/id/eprint/1173 |
Actions (login required)
View Item |
Downloads
Downloads per month over past year